Sabtu, 12 Maret 2011

Pratikum Perkecambahan

I. PENDAHULUAN

A. Rumusan Masalah

1. Apakah faktor lingkungan berpengaruh terhadap proses perkecambahan?

2. Bagaimanakah pengaruh faktor lingkungan terhadap proses perkecambahan pada tumbuhan jagung?

3. Bagaimanakah pengaruh faktor lingkungan terhadap proses perkecambahan pada tumbuhan kacang tanah?

4. Bagaimanakah pengaruh faktor lingkungan terhadap proses perkecambahan pada tumbuhan kacang hijau?

B. Hipotesis

1. Faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap proses perkecambahan.

2. Terjadi proses perkecambahan pada tumbuhan dengan faktor lingkungan berupa air

3. Terjadi penghambatan proses perkecambahan pada tumbuhan dengan faktor lingkungan berupa cuka dan garam.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh faktor lingkungan terhadap proses perkecambahan.

II. KAJIAN TEORI

Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah, ukuran dan volume sel, bersifat irreversible., menekankan pada kwantitas. Sedangkan perkembangan adalah proses mencapai kematangan / kedewasaan individu yang tidak bicara kwantitas tetapi kwalitas sel bersifat reversible.

Perkecambahan (Ing. germination) merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah.

Proses Perkecambahan:









Perkecambahan diawali dulu dengan biji Dormancy ( berhenti aktivitas), dari kondisi dormancy membuat biji mengering karena transpirasi dll sehingga terjadi peristiwa penguapan di biji ini membuat tekanan osmotic biji meningkat / tinggi, hal ini mengakibatkan keadaan biji kering sehingga membuat kondisi dalam tumbuhan hipertonis dengan kondisi lingkungan yang berair maka terjadilah imbibisi berupa penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik. Membesarnya biji membuat tekanan turgor naik , sehingga terjadi penekanan kulit biji kearah luar meningkat, adanya air di biji juga membuat hormon asan absisat menurun kadarnya sedangkan hormon giberelin di dalam biji menjadi aktif dan meningkat. Giberelin aktif pada biji ini akan menggiatkan Enzim amylase sehingga menjadi aktif. Enzim amylase kemudian menghidrolisis amilum pada cadangan makanan biji (kotiledon) . menjadi glukosa. Adanya glukosa menjadikan embryo /calon individu mendapatkan makanan sehingga merangsang pembelahan sel. Sel di bagian yang aktif melakukan mitosis seperti di bagian ujung radikula pada hypokotil , dan plumulae pada epikotil. Akibat pertumbuhan baik pada calon akar dari hipokotil maupun batang pada bagian Epikotil akan menekan dan memecahkan kulit biji yang sudah lunak karena tekanan turgor air yang tinggi.


Untuk Lebih lengkapnya kalian bisa download dengan:

klik disini !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger