Sistem Koloid Lateks

     Koloid adalah campuran di  antara campuran homogen dan heterogen yang terdiri dari fasa terdispersi dan pendispersi. Banyak masyarakat khususnya pelajar dan mahasiswa yang belum mengetahui bahwa karet alam (lateks) merupakan salah satu contoh dari sistem koloid. Mereka lebih sering mengenal susu, margarine, lem, es krim, dan jelly sebagai beberapa contoh dari sistem koloid. Padahal lateks sendiri merupakan salah satu komoditi pertanian yang berperan besar untuk Indonesia.  Sebagian besar karet  alam (lateks) tersebut diekspor dalam bentuk bahan baku dan sebagiannya lagi digunakan untuk pembuatan sarung tangan, balon, topeng, bola, dan lain-lain.
     Lateks merupakan  sistem koloid dimana terdapat partikel karet yang dilapisi oleh protein dan fosfolipid yang terdispersi di dalam serum. Lateks terdiri dari 25  –  24% hidrokarbon karet selebihnya merupakan bahan-bahan bukan karet. Komposisi karet bervariasi tergantung dari jenis klon, umur tanaman, musim, sistem deres, dan kondisi tanah (Nelteresia, 1999).

     Lateks terdiri atas  partikel karet dan bahan bukan karet (non-rubber) yang terdispersi di dalam air. Karet  sendiri  merupakan suatu sistem yang tidak stabil, sehingga dibutuhkan zat pengemulsi atau emulgator untuk menstabilkannya, sehingga antara zat yang terdispersi dengan pendispersinya tidak akan  pecah atau keduanya tidak akan terpisah. Oleh karena itu, Lateks merupakan suatu sistem koloid  emulsi cair  dimana  fase terdispersinya berupa 25-40%  partikel karet  (crude  rubber) yang dilapisi oleh  protein dan fosfolipid, dan fase  terdispersinya berupa 60-75%  serum  yang terdiri dari air dan zat yang terlarut.  

     Untuk lebih mengenal dan memahami lateks sebagai salah satu contoh dari sistem koloid, kalian dapat membaca selengkapnya dengan mengunduh disini ==> download