Aku hanya seorang puteri
yang selalu berharap seorang pangeran berkuda putih datang menemuiku
hari demi hari ku lalui
sampai suatu ketika aku menemukannya
seorang pangeran namun tanpa kuda putihnya
dia hanya berjanji akan menemui istanaku suatu saat nanti
tentu saja dengan kuda putihnya
aku bahagia mendengar janjinya itu
ku lalui hari-hariku bersamanya
seakan hidupku selalu dihiasi dengan warna pelangi
mungkin diapun merasakan hal yang sama denganku
aku tahu dia sangat menyukaiku
tapi keyakinanku akan hal itu semakin luntur
seiring dengan janjinya yang tak kunjung tiba
hingga warna pelangi di istanaku memudar
dan hilang tergantikan oleh awan gelap